Program Pendampingan Desa itu sangat luas. Pendamping Desa mendampingi pembangunan dan pemberdayaan desa. Untuk mengembangkannya, dibutuhkan inovasi desa, baik itu dalam pembangunan, pemberdayaan, maupun aspek wirausahanya.
Demikian disampaikan Nurrohman Joko Wiriyano, Koordiator Grand Master Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kementerian Desa PDTT, dalam penutupan Peningkatan Kapasitas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa P3MD Provinsi Jawa Timur, Sabtu (26/8).
Menurut Grand Master yang akrab disapa Joko Gundul ini, seluruh aspek pengembangan dalam program Pendampingan Desa ini ada dalam Program Inovasi Desa (PID).
Joko menjelaskan, dalam program inovasi desa ini, area agraria akan dilatih pengembangan agraria. Area gambut dilatih pengembangan gambut.
“Pelatihan ini harus ada output yang nyata, ada rencana kerja tindak lanjutnya,” tegasnya.
Joko berharap, Jawa Timur bisa menjadi showroom inovasi desa. Itu karena selama ini, Jawa Timur senantiasa menang dalam setiap lomba.
“Tujuannya adalah, desa-desa di Jawa Timur menjadi desa sejahtera, adil dan makmur.
Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, dengan program inovasi desa ini, kita buktikan kita bisa”, ungkapnya.
Joko mengatakan, pasca pelatihan ini, para Pendamping Ahli harus berkoordinasi dan melakukan konsolidasi dengan DPMD dan PD PLD di masing-masing Kabupaten.
“Mumpung masih pada masa masa perencanaan desa. Kita masih bisa kejar Musrenbang desa. Bagaimana jika sudah? Minimal sosialisasikan PID ini. Item-item yang ada dalam inovasi desa masuk dalam perencanaan desa. Harapan kita, minimal ada bursa inovasi,” ucap Joko.
Menurut Joko, dalam pendampingan tidak boleh ada kata berat.
Joko memotivasi, bahwa para pendamping harus memiliki niatan sungguh-sungguh.
“Ini tantangan bagi kita. Tujuanya, program ini untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam Indeks Desa Membangun (IDM), desa menjadi desa mandiri. Masyarakatnya punya standar akses kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya”, pungkasnya.
Andry Dewanto Ahmad, Koordinator Pendamping Provinsi Jawa Timur mengatakan, ada tiga belas fungsi pendamping desa. Di antaranya, memfasilitaai demokratisasi desa, kaderisasi desa, pembentukan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan desa, pembentukan dan pengembangan pusat kemasyarakatan (community center) di desa dan/atau antar desa.
Menurutnya, fungsi-fungsi Pendampingan Desa akan berhasil jika yang mengerjakan itu Pejuang Pendamping Desa.
“Caranya, ikuti filosofi para pejalan. Pindah ke tempat yang satu ke tempat lainnya. Nama mereka selaku Pendamping bisa melegenda. Mereka bisa mengubah mental aparat, mengajak masyarakat terlibat aktif dan berpartisipasi. Jika ini terwujud, dahsyat itu”, ungkapnya, memotivasi Pendamping Ahli.
Andry mengungkapkan, jika Program Pendampingan Desa ini tidak berhasil memandirikan desa, maka ini akan menjadi peristiwa paling memalukan di era pak Jokowi.
“Jika ini berhasil, bukan hanya Pak Jokowi yang tenar, para pendampingnya pun akan menjadi catatan sejarah”, ungkapnya.
Drs Damin MSi, Kasi Perencanaan Pembangunan Desa DPMD Provinsi Jawa Timur berharap, produk pelatihan ini adalah adanya para pelatih, yang akan mengadakan pelatihan di daerah masing-masing.
“Outputnya, para pendamping ahli siap memfasilitasi PID di kabupaten masing-masing,” pungkasnya. (Andiono)
Semoga Allah senantiasa dihati bersama disetiap langkah-langkah kita dan selalu memberikan ridhlo beserta petunjukNYA