JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan, gerakan setengah miliar masker merupakan program yang digalakkan untuk memastikan desa aman dari penyebaran virus covid 19. Dalam hal ini, warga desa ditargetkan dapat memiliki minimal 4 masker per orang.
“Target kita setiap warga punya masker yang bisa dicuci. Jadi tidak ada alasan maker dicuci atau ketinggalan,” ujarnya saat rapat koordinasi virtual bersama Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPB, dan Tim Penggerak PKK di Jakarta, Senin (10/8).
Gus Menteri, sapaannya, menerangkan, dari 4 masker tersebut, pengadaan 2 masker di antaranya dapat menggunakan dana desa, sedangkan pengadaan 2 masker selebihnya dapat dilakukan secara gotong royong.
Ia juga meminta tim penggerak PKK untuk membantu distribusi masker dan sosialisasi dari rumah ke rumah.
“Karena gerakan aksi setengah miliar masker ini bukan urusan produksi saja, produksi bisa BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dari dana desa atau donatur secara gotong royong, sehingga yang dibutuhkan dari tim penggerak PKK adalah distribusi dan sosialisasi dari rumah ke rumah,” ujarnya.
Terkait hal tersebut, Gus Menteri meminta seluruh Kepala Desa untuk dapat membuat sebuah regulasi terkait adaptasi kebiasaan baru di desa. Hal tersebut berkaitan dengan penerapan penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta jaga jarak.
“Di desa biasanya kalau sudah diatur di dalam sebuah aturan lebih patuh. Kalau hanya himbauan agak susah. Karena kalau desa sudah keluarkan regulasi, akan lebih mudah mengurus fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan,” terangnya.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan desa untuk tetap mempertahankan ruang isolasi yang sebelumnya telah disediakan oleh desa. Menurutnya, meskipun penggunaan ruang isolasi di desa sudah mulai menurun, keberadaan ruang isolasi harus tetap ada untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, Gus Menteri juga meminta Desa tetap mempertahan pos jaga desa.
“Saya himbau, saya minta ke desa dulu ada pemeriksaan suhu badan di gerbang desa, ada pos jaga desa. Nah sekarang ini tetap dijalankan,” ujarnya.
Teks: Novri/Kemendes PDTT