BENGKULU- Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo, secara resmi membuka kegiatan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XXI di Provinsi Bengkulu. Perhelatan akbar ini menjadi instrumen bagi inovator baru untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa, melalui berbagai temuan yang berbasis kearifan lokal.
“Sudah 21 kali kita menggelar TTG ini. Ada yang jalan dan ada yang tidak jalan. Makanya itu, saya ajak Kepala BPPT inovasi yang baik ini akan dibantu dan dipertajam lagi. Dan dilink-an dengan dunia usaha dan perbankan agar inovasi dapat terus berkembang dan dipakai. Kemudian didistribusikan agar dapat diterapkan,” ujar Eko Putro Sandjojo, dalam sambutannya saat membuka Gelar TTG Nasional XXI, Minggu (22/9/2019).
Selain Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, hadir juga Sekjen Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Dirjen PPMD Taufik Madjid, Staf Khusus Kementerian Desa Indra Muda Salim, Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan Harlina Sulistyorini, dan Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Aisyah Gamawati. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah pun ikut hadir di acara ini.
Pemerintah menyadari benar bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik tanpa pengurangan kesenjangan dan kemiskinan tidak akan berkelanjutan dan akan menimbulkan kesenjangan sosial. Dimana kesenjangan ini ada di daerah dan di desa-desa. Sejak tahun 2015 hingga tahun ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana desa sebesar Rp.257 Triliun.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur, Bupati, Polda, Kajari, Dandim yang telah sukseskan program dana desa. sehingga memberikan dampak yang seperti diharapkan. Dan bahkan menjadi memberikan contoh kepada 23 negara berkembang lainnya,” kata orang nomor satu di Kemendesa ini.
Dana desa, ujar Mendes Eko, telah meningkatkan pendapatan desa sebanyak 50 persen dalam 5 tahun. Dan dalam sejarah, penurunan kemiskinan di desa lebih kecil dibanding di kota. Ke depannya, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di desa diproyeksikan lebih kecil lagi. Dan angka stunting kini juga mengalami penurunan dari 37,2 persen menjadi 30,6 persen.
“Ini adalah komitmen dan kerja keras semua Gubernur, Bupati, Walikota, Camat hingga Kepala Desa. Dengan keberhasilan Presiden Joko Widodo, dana desa dari Rp.257 Triliun akan ditambah menjadi Rp.400 Triliun. Tentunya dana desa yang begitu besar ini, diharapkan efektivitasnya akan lebih baik lagi kalau dibarengi dengan penggunaan teknologi,”yakin Eko.
Karenanya, acara gelar TTG ini sangat penting untuk menjadi sarana sharing, dan untuk saling tukar inovasi. Sehingga bisa diterapkan di Indonesia dan bisa meningkatkan efektivitas penggunaan dana desa.
“Dengan adanya gelar TTG, semoga inovasi yang ada dapat menggantikan produk yang masih impor. Sehingga kita bisa menekan defisit ekonomi yang signifikan. Gelar TTG ini kiranya ikut mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, terutama yang ada di desa dan kawasan pedesaan,”tuturnya.
Dalam acara ini pula diumumkan pemenang lomba yang diselenggarakan sebagai rangkaian gelar TTG XXI di Bengkulu. Untuk kategori Inovasi Teknologi Tepat Guna, Kalimantan Utara meraih juara pertama dengan temuannya yakni pengolahan plastik menjadi kon block.
Sementara untuk posisi kedua diraih oleh Bali dengan yande batok yakni kerajinan yang terbuat dari batok kelapa. Selanjutnya pada urutan ketiga diraih oleh Sulawesi Selatan dengan inovasi alat patikprot, yang berguna memetik buah pisang dan memangkas dahan pohon sengon. (suci).