Swakelola Dana Desa Picu Daya Beli Masyarakat Pedesaan Hingga 100 triliun

0
1099

Daya beli masyarakat pedesaan ditargetkan mencapai Rp100 triliun setelah terlaksananya program Dana Desa sejak 2014 yang terus berlanjut hingga tahun ini.

“Dampak peningkatan ekonomi yang luar biasa tersebut terjadi karena adanya keharusan bagi desa untuk menggunakan Dana Desa secara swakelola, di mana mulai tahun ini kami mengintensifkan penggunaan Dana Desa untuk program padat karya,” ujar Menteri Desa dan Pembangngunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Ia menambahkan, jumlah Dana Desa yang dikucurkan tahun ini mencapai Rp60 triliun diperkirakan bakal meningkatkan daya beli masyarakat desa hingga Rp100 triliun.

Nantinya akan ada 30 persen Dana Desa yang dialokasikan untuk program padat karya. “Jadi, jika ada Rp60 triliun alokasi Dana Desa, maka Rp18 triliun di antaranya digunakan untuk membiayai program padat karya,” katanya.

Dana sebesar itu diproyeksikan akan menciptakan 5-6,6 juta tenaga kerja.

“Para tenaga kerja ini diharapkan akan terlibat dalam berbagai proyek yang dibiaya Dana Desa, seperti pembuatan infrastruktur dasar hingga pengembangan empat program prioritas,” ujarnya.

Untuk program padat karya sendiri telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) dari empat kementerian, yakni Kementerian Keuangan, Kemendes PDTT, Kementerian Dalam Negeri, dan Bappenas.

Dalam SKB empat menteri tersebut, salah satu titik tekannya adalah larangan pengunaan kontraktor dalam berbagai program pembangunan di kawasan perdesaan.

Semua proyek pembangunan harus dilaksanakan secara swakelola, sehingga dari tenaga kerja, pengadaan bahan material, hingga konsumsi yang digunakan selama pelaksanaan proyek berasal dari warga desa sendiri.

“Jadi nanti ada 30 persen dari Dana Desa tahun 2018 atau sekitar Rp18 triliun yang digunakan untuk program padat karya. Kami harapkan dana sebesar itu akan menyerap sekitar 5-6,6 juta tenaga kerja. Dengan demikian, akan ada peningkatan daya beli hingga hampir Rp100 triliun di kawasan perdesaan,” katanya.

Menteri Eko menegaskan terkait pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tersebut, maka tidak boleh ada keterlibatan perangkat desa.

Selain membangun profesionalitas dan upaya pencapaian kualitas kerja, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peluang penyalahgunaan dana.

Dengan demikian, target untuk mewujudkan Desa Mandiri dan masyarakat desa yang sejahtera bisa tercapai, sehingga mampu menekan arus urbanisasi yang saat ini masih sangat tinggi.

“Saya kira masyarakat desa tidak akan tertarik lagi untuk pergi ke kota bila di desanya sendiri sudah banyak tersedia lapangan kerja. Salah satu tujuan Dana Desa memang untuk mengurangi kesenjangan desa-kota,” ujar Menteri Eko.

Pihaknya mencatat laju urbanisasi Indonesia per tahun mencapai 4 persen. Bahkan diperkirakan pada 2025, 68 persen penduduk Indonesia berada di perkotaan. Jumlah itu diperkirakan akan naik signifikan pada 2050, di mana 85 persen penduduk diprediksi tinggal di kawasan perkotaan. (ant)

Sumber: https://jpp.go.id/nasional/pembangunan-desa/317510-swakelola-dana-desa-picu-daya-beli-masyarakat-pedesaan-hingga-100-triliun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here